Senin, 01 April 2013

ELASTISITAS PRODUKSI UNTUK 1 FAKTOR INPUT (1 FAKTOR PRODUKSI) DAN 2 FAKTOR INPUT (2 FAKTOR PRODUKSI)

ELASTISITAS PRODUKSI UNTUK 1 FAKTOR INPUT (1 FAKTOR PRODUKSI)

Untuk produksi yang menggunakan 1 faktor input secara teoritis telah dijelaskan bagaimana strategi penggunaan tersebut yitu dengan memperhatikan MP dan AP. Bila MP = 0, maka sebaiknya tidak perlu menambahkan factor input lagi. Bila MP = AP maka produksi relatif sudah mapan/stabil, dengandemikian produksi tidak perlu menambahkan factor input lagi? Tapi menentukan nilai MP = 0 terkadang relative sulit bila tidak mengektrapolasinya dengan memanfaatkan model dan gaya matematika (teknik derivasi), lagi pula hal ini relative mengandung resiko karena jarang ada perusahaan bisa menentukan kapan tambahan factor input tidak memberikan tambahan apa-apa pada produksi. Kesulitan ini bisa diatasi dengan menentukan nilai elastisitas produksinya dengan rumus :
            Untuk Q  = TP = produksi
            Untuk I = input = factor produksi
Maka elastisitas produksinya :



 Jadi elastisitas tidak lain adalah perbandingan antara nilai marginal produksi dengan rata – rata produksi. Misalkan MP = AP maka EP = , jadi pantaslah mengapa produksi dianggap sudah mapan bila MP = AP, karena tambahan 1 faktor input hanya akan memberikan tambahan 1 produksi dalam produksi. Akan tetapi bila MP > AP maka produksi tentu saja bersifat elastic. Bila ini terjadi maka penambahan faktor input layak untuk dilakukan karena untuk setiap penambahan 1 faktor input akan memberikan penambahan lebih dari 1 jumlah produksi.


ELASTISITAS PRODUKSI UNTUK 2 FAKTOR INPUT (2 FAKTOR PRODUKSI)

Konsep elastisitas juga digunakan dalam teori produksi dengan menggunakan 2 faktor input. Secara khusus fungsi produksi yang memanfaatkan parameter nilai elastisitas produksi adalah fungsi produksi Cobb – Douglas.
            J.W Cobb dan P.H Douglas dari Amerika serikat pada 1928 (Sudarsono, 1990,h. 115) memperkenalkan suatu fungsi produksi yang diberi nama sesuai dengan nama mereka yaitu Cobb-Douglas, sebagai berikut :
di mana:




Q = Produksi
b0=Indeks efisiensi
b1=Parameter L (tenaga kerja)                     
b2=Parameter K(modal)
untuk menyatakan nilai maksimum atas perubahan L dan K terhadap produksi maka perlu digunakan pendekatan matematis dengan cara menentukan nilai turunan pertama dari masing-masing factor input (L dan K) tersebut secara parsial sebagai berikut : 

Untuk faktor input L terhadap produksi : 


Untuk faktor input K terhadap produksi :